BENGKEL AUTHORIZED DEALER Vs NON AUTHORIZED DEALER
Bagi sebagian kalangan orang menyatakan bahwa service di Autorized Dealer lebih terjamin, terpercaya, dapat diandalkan, tidak bakal kena bohong, spare part pasti dijamin keasliannya, ruang tunggu juga lebih nyaman bila dibandingkan dengan bengkel mobil lainnya.
Mungkin juga tidak semua dari persepsi diatas salah, tetapi ada juga faktor lain yang menjadi pertimbangan bagi Saya untuk tidak memilih dan membawa mobil Saya ke Bengkel Autorized Dealer (selanjutnya kita sebut Authorized Dealer dengan sebutan AD) setelah masa garansi habis.
1. Bengkel AD belum memiliki Standard Operating Procedure Cek dahulu apakah AD tersebut memiliki Standard Operational yang baku. Tidak semua Bengkel AD yang ada memiliki Standard Operational baku. (sebagian dari tulisan ini berupa pengalaman pribadi saat berurusan dengan AD salah satu brand kendaraan yang ada di Indonesia)
Hal ini sudah Saya buktikan sendiri dengan membawa Mobil ke AD yang berlainan dan memperoleh standard pelayanan yang lain pula.
Coba saja perhatikan kalau Kita pergi ke AD yang satu dan yang lainnya untuk service, ikuti dan lihat proses yang mereka lakukan dimulai dari :
- Proses Penerimaan Customer (dilakukan oleh Customer Service atau Sales Advisor, atau yang lainnya)
- Proses penyampain dan rencana penanganan keluhan Customer.
- Proses Serah terima mobil dari Customer ke pihak Bengkel
- Proses Serah Terima dari Penerima Mobil ke bagian Mekanik.
- Proses pengambilan/ permintaan Spare part dari Mekanik ke Gudang Spare Part.
- Proses pengerjaan keluhan sesuai Sales Order termasuk test drive (bila diperlukan)
- Proses Pemeriksaan akhir (final inspection)
- Proses Serah Terima dari Pelaksana Perbaikan (Mekanik) ke Pemberi Order
- Proses Serah Terima dari Pemberi Order kembali ke Customer
- Proses Pembayaran
Bila semua proses tersebut diatas tidak ada standard yang baku untuk semua Bengkel AD, maka apakah Bengkel tersebut bisa disamakan juga dengan Bengkel non AD. Biarlah setiap Customer AD yang menentukan jawabannya.